Selasa, 30 Juni 2009

Debat Cawapres Membosankan

Zanikhan Sadeli has posted a new blog entry.


Manage alerts settings

Blog EntryDebat Cawapres MembosankanPosted by Zanikhan on Jul 1, '09 12:40 PM for everyone


Jawaban Cawapres Seragam

 

JAKARTA - Komisi
Pemilihan Umum (KPU) kembali melanjutkan debat pemilu presiden (pilpres) dengan
menghadirkan tiga cawapres tadi malam. Berbeda dari debat sebelumnya yang lebih
hidup, debat keempat di Menara Bidakara tersebut berlangsung datar dan
membosankan. Sebab, para cawapres umumnya memiliki jawaban seragam. Mayoritas
pertanyaan dari moderator meminta visi-misi dan target sesuai tema Meningkatkan
Kualitas Hidup Manusia Indonesia
itu. Misalnya, pertanyaan terkait akses kesehatan. Moderator yang juga Ketua
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Fahmi Idris menyatakan, akses kesehatan saat ini
lebih mementingkan faktor kuratif atau pengobatan.



Sementara itu, akses untuk
mencegah, tampaknya, lebih minim.

     Dia lantas menyinggung minimnya anggaran untuk
kesehatan yang hanya sekitar empat persen dari APBN. "(Seandainya memenangkan
pilpres,) berani tidak menaikkan anggaran 15 persen?" ujar Fahmi.

     Cawapres Boediono menjawab, akses kesehatan bersifat
pencegahan memang diperlukan, sehingga upaya preventif dan kuratif perlu
dilakukan. Jawaban yang sama diungkapkan cawapres Wiranto dan Prabowo Subianto.

     Persamaan yang lain, ketiga cawapres tidak berani
menjanjikan kapan anggaran kesehatan bisa naik sebagaimana diajukan moderator.
"Dalam lima tahun ke depan bisa
ditingkatkan," kata Boediono diplomatis.

     "Lima
tahun belum berani, tapi yang penting political will," kata Wiranto. "Saya
tidak mau bicara persen. Yang penting adalah mengembalikan dulu kekayaan
nasional yang bocor. Ada Rp100 triliun utang negara yang bisa dijadwal ulang
untuk membiayai itu," ungkap Prabowo.

     Untuk pertanyaan soal upaya meminimalkan potensi
rokok, ketiga cawapres memiliki jawaban seragam. Wiranto menilai, harus ada
upaya untuk menyadarkan masyarakat soal bahaya merokok. Harus ada edukasi.
Prabowo dan Boediono menambahkan, nasib para petani tembakau patut diperhatikan
sebelum rokok bukan lagi menjadi prioritas. Mereka juga tidak berani menjamin
adanya undang-undang yang melarang adanya rokok.

     Perdebatan sedikit muncul saat moderator memberikan
topik terkait arah pendidikan. Namun, substansinya bukan terkait pendidikan.
Prabowo mengkritik jawaban arah pendidikan Boediono yang masih normatif. "Kita
sadar, pendidikan itu kunci. Tapi, dari mana uangnya? Tentu dengan menjadwal
kembali utang negara untuk membiayai pendidikan," tegas Prabowo.

     Namun, hal tersebut dibalas Boediono. Menurut dia,
upaya menjadwal ulang utang negara tidak realistis. "Saya pikir Pak Prabowo
menawarkan impian, menjadwalkan ulang utang negara itu sulit. Tidak mungkin
mendapatkan uang begitu besar untuk melipatgandakan anggaran. Yang ada adalah
kita harus hemat pengeluaran," tegas Boediono.

     Di tempat yang sama, anggota KPU I Gusti Putu Artha
menuturkan, debat capres-cawapres itu bertujuan menyampaikan visi-misi kepada
publik. Masalah ada tidaknya perdebatan atau perbedaan pendapat, tampaknya,
bukan menjadi substansi utama. "Silakan publik menilai sendiri," ujarnya
singkat.

     Pengamat politik Burhanudin Muhtadi menilai, debat
cawapres putaran terakhir tersebut sangat hambar dan kurang gereget. Ketiga
cawapres, kata dia, terjebak pada ulasan yang normatif, penuh retorika, serta
miskin program aksi. "Alih-alih menawarkan langkah konkret, sekadar harapan pun
mereka gagal memberikan," katanya.

     Dia membandingkan dengan debat Obama versus McCain
saat pilpres AS. "Obama mungkin kurang mampu memberi solusi konkret bagi
problem AS. Tapi, setidaknya dia menawarkan semangat perubahan," ujar peneliti
senior LSI (Lembaga Survei Indonesia)
tersebut.

     Burhan menuturkan, Prabowo dan Wiranto kurang
realistis dalam menjawab problem-problem riil di sekitar isu kesehatan dan
pendidikan. Sebaliknya, Boediono cukup baik dalam mendiagnosis masalah. "Cuma,
ketika bicara solusi, Boediono juga sangat text-book khas akademisi, less
practical," ujarnya.

     Akibatnya, ketiga cawapres gagal menampilkan
diferensiasi, baik pada sisi gagasan maupun alternatif jalan keluar. "Secara
umum, penampilan ketiga cawapres itu dapat C minus. Prabowo 6,5; Boediono 6;
Wiranto 5,5," kata Burhan memberi skor.(bay/pri/agm)



 
http://zanikhan.multiply.com/profile








Add a Comment
   




Copyright 2009 Multiply Inc, 6001 Park of Commerce, Boca Raton, FL 33487, USA
Stop e-mails, view our privacy policy, or report abuse: click here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar